Seperti biasanya tanggal 21 April di Indonesia dirayakan sebuah hari khusus, hari Kartini tepatnya. Dulu, waktu masih TK sampai dengan SD tanggal 21 sibuk dengan berpakaian khas daerah masing-masing. SMP, SMA dan Kuliah sampai sekarang saya pun juga sibuk, sibuk melihat pakaian-pakaian yang mereka kenakan, lucu-lucu memang. Tapi perlahan, ada sebuah pikiran yang muncul dari otak kecil saya. Sebenarnya 21 April hari apa yah? hari kebaya atau hari kartini?.
Nampaknya perjuangan Kartini belum selesai. Buku yang diterbitkan dari surat2 Beliau ke sahabatnya "Habis Gelap Terbitlah Terang" masih ada kelanjutannya. HABIS GELAP TERBITLAH TERANG NAMUN GELAP KEMBALI. Maaf yah Bu Kartini..
Tiba-tiba pikiran ini muncul begitu saja, masyarakat lebih menyukai anak-anak kecil berparade dengan kebaya daripada memaknai hari tersebut. Emansipasi yang Beliau perjuangan nampaknya "kebablasan". Mayoritas perempuan lebih cenderung meneriakkan pengakuan peran mereka daripada melakukan peran yang seharusnya dilakuan seorang perempuan. Peran disini maksudnya kurang lebih perempuan boleh melakukan apapun sejauh norma dan aturan yang berlaku dimasyarakat. Jadi untuk para perempuan yang seperti ini adalah jangan "no action talk only" yah...Mari kita sama-sama memaknai apa arti perjuangan Kartini dibalik Kebayanya...Hidup Perempuan Indonesia