Monday, December 12, 2011

Doa ku untuk Allah


Allah yang Maha Pemurah...

Terima kasih Engkau telah menciptakan dia
dan mempertemukan saya dengannya.

Terima kasih untuk saat - saat indah
yang dapat kami nikmati bersama.

Terima kasih untuk setiap pertemuan
yang dapat kami lalui bersama.

Saya datang bersujud dihadapanMU...

Sucikan hati saya ya Allah, sehingga dapat melaksanakan kehendak dan rencanaMU dalam hidup saya.

Ya Allah, jika saya bukan pemilik tulang rusuknya, janganlah biarkan saya merindukan kehadirannya...
janganlah biarkan saya, melabuhkan hati saya dihatinya..
kikislah pesonanya dari pelupuk mata saya dan jauhkan dia dari relung hati saya...

Gantilah damba kerinduan dan cinta yang bersemayam didada ini dengan kasih dari dan padaMU yang tulus, murni...
dan tolonglah saya agar dapat mengasihinya sebagai sahabat.

Tetapi jika Engkau ciptakan dia untuk saya...
ya Allah tolong satukan hati kami...
bantulah saya untuk mencintai, mengerti dan menerima dia seutuhnya...
berikan saya kesabaran, ketekunan dan kesungguhan untuk memenangkan hatinya...

Ridhoi dia, agar dia juga mencintai, mengerti dan mau menerima saya dengan segala kelebihan dan kekurangan saya
sebagaimana telah Engkau ciptakan...

Yakinkanlah dia bahwa saya sungguh - sungguh mencintai dan rela membagi suka dan duka saya dengan dia...

Ya Allah Maha Pengasih, dengarkanlah doa saya ini...
lepaskanlah saya dari keraguan ini menurut kasih dan kehendakMU...

Allah yang Maha kekal, saya mengerti bahwa Engkau senantiasa memberikan yang terbaik untuk saya...
luka dan keraguan yang saya alami, pasti ada hikmahnya.

Pergumulan ini mengajarkan saya untuk hidup makin dekat kepadaMU untuk lebih peka terhadap suaraMU yang membimbing saya menuju terangMU...

Ajarkan saya untuk tetap setia dan sabar menanti tibanya waktu yang telah Engkau tentukan....

Jadikanlah kehendakMU dan bukan kehendak saya yang menjadi dalam setiap bagian hidup saya...

Ya Allah, semoga Engkau mendengarkan dan mengabulkan permohonanku.

Akhir mimpi kita tentang cinta


Sekilas aku menyadari bahwa akhirnya hubungan kita hanyalah keinginan dari sesuatu yang bernama hasrat, dan bukan karena kebutuhan cinta itu sendiri. Kini aku berada di jalan ku, namun aku sama sekali tidak mengetahui entah dimana jalan mu. Kita berdua harus sama sama memahami bahwa inilah keterbatasan kita dalam memperjuangkan cinta, yang diharapkan untuk selalu berada. Apa yang pernah terjadi dalam kehidupan cinta kita, tidak harus menjadi sebuah sesal yang berujung pada dendam. Keikhlasan adalah sebuah titik yang harus kita tempuh, walaupun untuk sementara ini keihklasan tersebut adalah sebuah proses. Inilah mimpi kita, inilah keinginan kita, namun bukan inilah kebutuhan kita. Biarkanlah mimpi ini berakhir, walaupun mungkin cinta yang ada dalam diri kita terus tumbuh di dalam pot yang berbeda. Aku punya masa depan yang tidak harus dibangun dengan ukiran senyummu, tapi dibangun diatas kebesaran cinta dari orang lain. Kamu punya kebahagiaan dengan orang yang senantiasa kau butuhkan , dan nantinya aku akan berbahagia dengan orang yang membutuhkan aku. Mulai saat ini aku hanya sedang belajar meminta kepada Sang Pemilik Cinta tentang rasa terima kasih atas kehadiran mu dalam hidupku yang selalu memberikan kekuatan untuk menjadi yang aku bisa. Tuhan, bantulah aku untuk mengerti bahwa ketika aku “memeluk” seseorang aku harus berbesar hati untuk tidak menggenggamnya dan menghalanginya untuk terbang tinggi.

“Dan orang-orang yang berkata , “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” Al Furqon 74.


Monday, November 19, 2007

TARGET

Pergi ke pameran buku bareng sama teman2. Mendadak melihat sebuah buku, yang boleh dibilang sedikit "menyinggung" kondisi saya saat ini. Isi buku tersebut kurang lebih mengenai kehidupan berumah tangga. Dan teman saya pun begitu melihat judul buku tersebut langsung bertanya kepada saya, "target lo kapan mba?". Karena diantara kita berdua saya yang paling tua, adalah hal yang wajar jika dia menanyakan terlebih dahulu. atau mungkin karena tampang saya yang memang sudah "pas" buat berumah tangga ya?? Siapa yang tau. Dengan santai saya pun menjawab,"Jika kita memanah untuk suatu sasaran, target baru bisa ditentukan apabila di tangan kita sudah ada anak panah dan busur. Kalau anak panah sudah siap tapi busur belum ada, maka langkah yang paling bijak adalah target untuk mempunyai busur terlebih dahulu." Dengan jawaban yang mungkin agak sedikit diplomatis tersebut teman saya pun hanya bisa tersenyum, tanpa ada jawaban tambahan. Tiba ditumah pun, saya juga hanya bisa tersenyum mengingat jawaban yang telah saya berikan ke teman saya. Tapi itulah jawaban yang terlintas dalam benak saya, dan mungkin jika orang lain menanyakan hal yang sama saya akan menjawab demikian. Namun bukan berati saya hidup menjadi manusia tanpa target...