Saturday, June 16, 2007

Tentang kemarin (klinik Thamrin)

Posting tentang kejadian kemarin ahhhh:
16:00
Logout PABX, langsung takeoff bareng temen2, Perut agak kriuk2 makan siomay dulu ahh. Pedes banget bro, ampe2 yang kenyang bukan siomaynya tapi minumnya. Saya benci pedas.
17:00
Naik bis no.52 (my fav vehicle), dalam hati sih masih agak ragu. Ke klinik atau ngga ya?. Bingung ikutin arah kaki melangkah aja deh. Nothing too lose kok. Lumayan bukan punya temen dokter, konsultasi gratis, resep obat gratis, termasuk surat dokter gratis (hehehe...ngarep!)
18:00
Sampai juga akhirnya di klinik. Sengaja ngga kasi tau Akbar kalau mau kesana..its surprise (hopefully not me get the surprises...hehehe). Nelepon ke dy, agak kaget juga ternyata dy, tapi asik juga ngerjain dy, lumayan ngerjain dokter.
18:15
Sitting alone. Nunggu si Dokter menangani pelanggan (upps pasien maksudnya). Lumayan lama juga sih, n bt bo ngga dikasi minuman. Dy cuma senyum2 aja, Diperhatiin tambah gendut aja, n makin bawel. Dan yang bikin gw mo ketawa meledak2 adalah bunyi ringtone hp nya dy. Lagu padang yang disetel dengan kapasitas volume maksimum. Sayang di klinik, coba kalo bukan pasti ampe jongkok2 deh ketawanya. Hmmm dokter yang aneh.
Tapi kasian juga si dokter satu ini, dapet pasien penyakitnya complicated. Sipilis, gula n bolot. Kasian bukan (jangan tertawa untuk penyakit yang terakhir ini ya).
19:30
Selesai nanganin pasien dy nyuruh gw masuk ke ruangan pasien. Padahal kan posisi gw bukan sebagai pasien, maklum di klinik seperti itu ngga ada tempat romastis. But its okay. Segala rentetan pertanyaan muncul dari dy, kabar, jodoh, kok tiba2 dateng, blablabla..
lama-lama pusing juga ditanyain segala macam pertanyaan. Anish the Journalist not for to be asked, thats mine dude!. Akhirnya dy nawarin makan, hufff all i need is a glass of water pliss. He wasn't order for it, suck! but is okay Tupperware always be my gun Doc.
Akhirnya tanpa diminta dy cerita juga tentang masa lalunya. ditengah-tengah cerita selalu ada telpon buat dy, pria yang sibuk. Tapi dy selalu menyambung ceritanya. Ceritanya panjang lebar, biasa tentang adik-kakak yang dijadikan kekasih oleh dy. Freaky isn't it?. Wanna know? begini ceritanya :
Akbar ini berpacaran dengan seorang perempuan bernama Yosi, dilihat dari fotonya sih yosi ini sesosok perempuan sederhana yang apa adanya (ini dilihat dari fotonya ya). Si akbar ini ternyata ngebet banget mau merit, jadilah si akbar berbicara dengan kedua orang tua Yosi untuk kelanjutan hubungan mereka. Ternyata, orang tuanya belum bs mengabulkan permintaan si akbar untuk menikah dengan alasan sang kakak masih blm menikah. You know lah the east tradition. Kakaknya Yosi ini punya wajah yang lumayan cantik (dibanding dengan gw, bukan lumayan tapi cantik buaaanget). Si akbar ini punya rencana untuk menggali informasi knapa si kakak blm mau menikah. Dan akbar pun meminta izin ke sang pacar, dan diizinkanlah dy untuk menjalankan rencana tersebut. Ternyata bukan rencana yang dy jalankan malah kepincutlah si abang ini dengan si kakak. Buaya memang tidak memandang profesi!. Cukup lama menjalin hubungan akhirnya ketauan juga. Tapi tetap aja si Akbar berkilah, bahwa yang salah adalah perempuannya alias si Kakak. Tapi kalo menurut gw sih ngga ada yang salah. Yang salah adalah kenapa gw harus terjebak ke ceritanya dy yach... ;(. Ngga, sebenernya dokter dan si Kakak yang salah, udah tau sama2 menjalin hubungan dengan pihak lain tapi kok malah membuka peluang yang lain. Kadang cinta bisa bermetamorfosa menjadi egois, atau cinta punya nama alias yaitu egois. Cinta sih ngga masalah yang bermasalah adalah yang menjalankan cinta. Kedua-duanya egois. Kasihan si Yosi, pasti sedih. Take deep breath sweetie or u need some cpr, not from akbar huh.
20:30
Pulang, dianterin sih sama Akbar, tapi ngga berani sampe rumah. Pria yang boleh mengantarkan si Biru ini adalah belahan jiwa.
23:00
sweet sleep, hoping nice dream, thinking whats gonna take for next week. Yesterday was gonna be sweet wonderful life. wanna join with me..

No comments: